Sabtu, 03 Desember 2011

Profil Desa Wisata Larangan Tokol-Kec.Tlanakan, Desa Klampar-Kec.Proppo, Desa Tanjung-Kec.Pademawu Kab. Pamekasan


I.       KONDISISI UMUM
Letak geografis Kabupaten Pamekasan pada koordinat antara 6o51' – 7o13' Lintang Selatan dan 113o19' – 113o58'  Bujur Timur.

1.  Batas Wilayah
Batas-batas daerah meliputi Laut Jawa di sebelah utara, Kabupaten Sumenep di sebelah timur, Selat Madura di sebelah selatan, Kabupaten Sampang di sebelah barat.
Secara administratif luas wilayah : 79.230 Ha, terbagi : 13 kecamatan meliputi 189 desa/kelurahan.

2.  Karakteristik Wilayah
Struktur geologinya terdiri dari holosen alluvium, pliosen limestone facies, miosen sendimentary facies, dan cleiston clay sedementary. Jenis tanah terdiri dari alluvial, mediteran, grumosol, regusol, dan litosol.
Curah hujan tahun 2001 mencapai 9.264 mm (776 mm/tahun) dengan jumlah hari hujan selama 552 hari (46 hari/tahun), temperatur antara 28oC–32oC dan kelembaban nisbi rata-rata 80 %.
Kabupaten Pamekasan berada di ketinggian 0–340 m dpl dengan kemiringan meliputi 0–2 % (seluas 29,4 %), 2–15 % (46,3 %), 15–40 % (20,8 %), dan > 40 % (3,5 %).
Pertumbuhan ekonomi kabupaten dipengaruhi oleh 3 sektor utama, pertanian, jasa, dan perdagangan. Tahun 2001 pertumbuhan ekonomi mencapai 1,59 % disumbang oleh sektor pertanian (52,48 %), jasa (19,147 %), dan perdagangan (9,35 %).

II.      KEADAAN UMUM
1.   Luas daratan : 791,26 Km2
a.    Pemukiman / kampung            :      53,14    km2
b.    Persawahan                               :    108,54    km2
c.    Pertanian tanah kering             :    482,92    km2
d.    Tambak / kolam                          :      26,94    km2
e.    Kawasan Hutan                         :        4,76     km2
f.     Tanah kritis                                 :    114,96    km2
2.   Wilayah Administrasi Pemerintah
a.   Pembantu Bupati                      :           4
b.   Kecamatan                                 :         13
c.   Kelurahan                                   :         11
d.   Desa                                             :       178
e.   Dusun                                          :    1.041
f.    Rukun Warga                             :    1.021
g.   Rukun Tetangga                        :    2.554

3.   Penduduk Kabupaten Pamekasan :
Perkembangan Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk
2004
2005
2006
2007
2008
725.932
671.544
688.380
795.801
835.101

Jenis Kelamin
2004
2005
2006
2007
2008
Laki-laki
350.367
324.333
335.828
393.306
405.345
Perempuan
375.565
347.211
352.552
402.495
429.756

Kepadatan Penduduk
2004
2005
2006
2007
2008
916
848
869
1.004
1.054

4.   Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dan Pendapatan Perkapita (dalam juta Rp.)
NO.
U R A I A N
2006
2007
2008
1.
PDRB ADHB
2.962.126,26
3.332.240,11
3.609.214,24
2.
PDRB ADHK Th. 2000
1.694.484,13
1.775.107,44
1.869.012,51
3.
Pendapatan Perkapita ADHB
3.262.750,60
3.615.911,64
3.852.036,72
4.
Pendapatan Perkapita
1.866.456,27
1.926.221,23
1.994.757,40

ADHK Th. 2000

 

        Sumber : BPS Pamekasan


III.     SEJARAH Pamekasan
a.    Sekilas Raja-Raja di Pamekasan
      Masa Pemerintahan Raja-Raja dan Hingga Pemerintahan
Kabupaten Pamekasan lahir dari proses sejarah Nama Pamekasan sendiri baru dikenal  abad ke 16, ketika Ronggo Sukowati mulai memindahkan pusat pemerintahan dari kraton Labangan Daja ke kraton Mandilaras.

Sejarah Pemerintah Lokal Pamekasan, sekitar abad ke lima belas berdasarkan sumber sejarah tentang lahirnya mitos atau legenda Aryo Menak Sumoyo merintis Pemerintahan Lokal di daerah Proppo atau Parupuk. Diperkirakan Pamekasan merupakan bagian dari pemerintahan Madura dan Sumenep, berdiri sejak pengangkatan Arya Wiraraja pada tanggal 13 Oktober 1268 oleh Kertanegara.
Pemerintahan lokal Pamekasan lahir abad 15, zaman kegelapan Majapahit yaitu salah satunya diterimanya agama Islam di daerah-daerah pesisir di wilayah kekuasaan Majapahit. Madura tertulis mengenai raja-raja pribumi pada zaman pra-Islam.
Pamekasan awalnya ditulis oleh penulis Belanda dan diterjemahkan atau ditulis kembali oleh sejarawan Madura, seperti Zainal Fatah ataupun Abdurrahman. Sejarah lokal Pamekasan mulai terungkap sekitar paruh kedua abad ke-16, ketika pengaruh Mataram mulai masuk di Madura, Ronggo Sukowati mulai mereformasi pemerintahan dan pembangunan di Wilayahnya. Raja pertama di Pamekasan yang menyebarkan Agama Islam di kraton dan rakyatnya.
Pemerintahan Ronggo Sukowati mulai dikenal sejak legenda Kyai Joko Piturun, pusaka andalan Ronggo Sukowati memiliki nilai sejarah untuk menentukan hari jadi kota Pamekasan.
Invasi Mataram ke Madura dan merintis pemerintahan lokal di bawah pengawasan Mataram. Beberapa karya tulis seperti Babad Mataram dan Sejarah Dalem dan penelitian sejarah sarjana Barat yang lebih banyak dikaitkan dengan perkembangan sosial dan agama, khususnya perkembangan Islam di Pulau Jawa dan Madura, seperti Graaf dan TH. Pigland tentang kerajaan Islam pertama di Jawa dan Banda tentang Matahari Terbit dan Bulan Sabit.

b.   Sejarah Madura
Madura berabad-abad menjadi subordinat daerah kekuasaan berpusat di Jawa. Tahun 900-1500, Madura di bawah kekuasaan kerajaan Hindu Jawa Timur seperti Kediri, Singhasari, dan Majapahit.
Tahun 1500 dan 1624, penguasa Madura bergantung pada kerajaan-kerajaan Islam di pantai utara Jawa seperti Demak, Gresik, dan Surabaya.
Pada tahun 1624, Madura ditaklukkan oleh Mataram. Paruh pertama abad 18 Madura di bawah kekuasaan kolonial Belanda (mulai 1882), VOC, kemudian oleh pemerintah Hindia-Belanda.
Pada tahun 1920-an, Madura menjadi bagian dari Provinsi Jawa Timur.
Sebelum abad ke 18, Madura terdiri dari kerajaan-kerajaan yang saling bersaingan, akan tetapi sering pula bersatu dengan melaksanakan politik perkawinan. Diantaranya kerajaan-kerajaan tersebut adalah Arosbaya, Blega, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Kerajaan di Madura berada di bawah supremasi kerajaan besar yang kekuasaannya berpusat di Jawa. Tahun 1100-1700, kerajaan-kerajaan itu berada dibawah supremasi kerajaan Hindu di Jawa Timur, kerajaan-kerajaan Islam dipesisir Demak dan Surabaya serta kerajaan Mataram di Jawa Tengah.
Pertengahan abad ke 18, Madura berada di bawah VOC, setelah Kompeni dibubarkan tahun 1879, Madura dengan berangsur-angsur menjadi bagian dari Kolonial Belanda sampai dengan masa pendudukan Bala Tentara Jepang.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945, Pulau Madura berstatus Karesidenan dalam Propinsi Jawa Timur. Tahun 1947, Madura diduduki kembali oleh Pemerintah Penjajah Belanda.
Tahun 1948 Pemerintah Belanda membentuk Negara Madura. Status negara berlangsung hingga pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat pada tahun 1949-1950 oleh Belanda.
Negara Republik Indonesia Serikat (RIS), Madura adalah Negara Bagian seperti Negara-Negara Bagian lainnya, seperti Republik Indonesia Yokyakarta, Indonesia Timur, Pasundan, Sumatra Timur, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Barat. Status Madura didalam wadah RIS hanya berusia pendek, tahun 1950 Madura telah membubarkan Parlemen dan Negara Madura, dan kembali bergabung dengan Republik Indonesia (kesatuan di Yogyakarta).

SEMANGAT BERJUANG MELAWAN PENINDASAN DAN PENJAJAHAN
Masyarakat Madura memiliki semangat untuk melawan segala bentuk penindasan dan penjajahan.
1.   Menurut cerita jaman kuno yang ditulis di atas daun lontar, kerajaan Mendangkawulan kedatangan musuh dari negeri Cina.
      Didalam peperangan Mendangkawulan berkali-kali menderita kekalahan, sehingga kedatangan seorang yang sangat tua dan berkata bahwa di Pulau Madu Oro (Madura) bertempat tinggal anak muda bernama Raden Segoro (Segoro = laut).
      Raja dianjurkan minta bantuan kepada Raden Segoro jika didalam peperangan ingin menang.           Raden Segoro berangkat dengan membawa senjata Si Nengolo. Tentara musuh banyak yang tewas dan kerajaan Mendangkawulan menang dalam peperangan.
2.   Orang Madura, memiliki andil berdirinya kerajaan Majapahit abad ke 13, orang Madura membuka hutan Tarik menjadi kerajaan Majapahit.
      Tokoh-tokoh Madura ialah Wiraraja, Lembu Sora, Ranggalawe, membantu Raden Wijaya hingga mencapai punjak kejayaan. Raden Wijaya dikejar oleh tentara Jayakatwang dan kerajaan Singosari runtuh, ia mengungsi ke Sumenep minta perlindungan dan bantuan sang Adipati Madura, menyusun strategi agar Raden Wijaya pewaris tahtakerajaan Singosari dapat kembali berkuasa.
      Wiraraja atau Banyak Wide aktor intelektual memenangkan perang melawan tentara Tartar yang dikirim oleh Kubelai Khan menaklukkan raja Jawa.
      Tentara Tartar mengalahkan kerajaan Jayakatwang Kediri, tetapi tentara Tartar ini pula dihancurkan oleh Raden Wijaya dengan bantuan orang-orang Madura yang bersemangat tinggi dalam berperang untuk mengusir musuh.
3.    Abad ke 15, ketika Dempo Awang (Sam Poo Tualang) seorang Panglima Perang dari Negeri Cina nenunjukkan kekuasaannya kepada raja-raja di Jawa dan Madura, agar mereka tunduk. Jokotole dari Madura melawan Dempo Awang, kapal layar berlayar di atas gunung.
      Dampo Awang kapalnya hancur luluh ketanah tepat di atas Bancaran (artinya, bâncarlaan), Bangkalan. Piring Dampo Awang jatuh di Ujung Piring sekarang menjadi nama desa di Kecamatan Kota Bangkalan. Sedangkan jangkarnya jatuh di Desa/Kecamatan Socah. Bahwa Sam Poo Tualang tersebut adalah seorang Laksamana Cina yang bernama Cheng Hoo.
4.    Sultan Agung Mataram, menjalankan politik mempersatukan Jawa dan Madura, agar Kompeni sukar melebarkan sayapnya. Tahun 1614 Surabaya ditaklukkakn, Pasuruan dan Tuban. Tahun 1624, Madura dapat ditaklukkan.
      Keturunan raja Madura adalah Raden Praseno setelah dewasa dikawinkan seorang putri adik Raja Mataram.
      Sultan Agung, Mataram ditakuti oleh Kompeni Belanda, tetapi setelah Amangkurat I berkuasa, Kompeni menjalankan politik pecah belah dan Amangkurat I tidak mempunyai kewibawaan.
      Pangeran Alit (adiknya sendiri) dicurigai dan diperintahkan untuk ditangkap dan dibunuh. Raden Maluyo ayah dari Trunojoyo juga menjadi korban.
Akhirnya juga Cakraningrat I (Raden Praseno), penasehat umum kerajaan menjadi korban pembersihan.
      Trunojoyo maju karena terdorong untuk membasmi ketidakadilan, bukan kekuasaan dan kedudukan. Mahkota yang ada ditangannya dikembalikan kepada Susuhunan, asal saja Susuhunan mau ke Kediri dengan tidak berteman dengan Belanda (artinya : Amangkurat II diminta untuk memutuskan hubungannya dengan Belanda).
5.   Abad ke 18 Kompeni Belanda, menindas raja-raja dan rakyat Madura, Madura Barat perlawanan dipimpin oleh Cakraningrat IV. perlawanan dapat dipatahkan karena Kompeni mendatangkan bala bantuan dari Batavia.
      Cakraningrat IV menyingkir ke Banjarmasin, akhirnya tertangkap, Cakraningrat IV terus dikirim ke Kaap de Goede Hoop, meninggal dunia pada tahun 1759. Orang Madura memberinya nama Pangeran Sidengkap, karena Cakraningrat IV meninggal dunia di tempat pengasingannya yakni Kaap de Goede Hoop.
6.   Pemerintahan Jepang, sejak 18 Agustus 1942, tahun 1943 berkobar pemberontakan di Desa Prajan, Sampang yang dipimpin pesantren setempat. pemimpin-pemimpin pesantren ditangkap dan ditembak mati.
      Akhirnya atas campur tangan Panglima Tentara Jepang (Seiko Sisikan) di Jakarta, mereka yang masih ditahan dibebaskan kembali dan pembantaian lebih lanjut dapat dihentikan.

c.   Sekilas Sejarah Bangsa Belanda di Pamekasan : (teks asli bahasa Belanda)
Johan Hendrik Sleebos Alexander
Lahir di Probolinggo April 3, 1842 [sumber: Familysearch.org / India Navorscher, Volume 2 (1989) No 1].
Dia adalah putra Marianne dan Johan Hendrik Sleebos (Moena) Chelebes.
"Chelebes" merupakan distorsi dari Sleebos nama keluarga.
Wanita Jawa Moena hanya karena nama Kristen-nya Marianna Chelebes.
[Sumber: The Indian Navorscher, Volume 2 (1989) No 1]
Johan menikah, 24 tahun on September 14, 1866 di Pamekasan / Soemenep [Sumber: Almanak ay Ned. 1852 Indie / Familysearch.org] dengan Charlotte Wilhelmina Lance, 16 tahun. Wilhelmina lahir Mei 27, 1850 di Soemenep, putri dari William Frederick dan Lance Johanna Carolina / Phefferkorn Johanna Carolina. Wilhelmina sudah meninggal. Charlotte Wilhelmina Lance :
Anak-anak dari John dan Wilhelmina:
1.   Sleebos Johan Hendrik, lahir tahun 1867 di Pamekasan [Sumber: Familysearch.org]. Johan di 18 Oktober1868 meninggal, belum 1 tahun [sumber: Familysearch.org].
2.   Sleebos William Richard, lahir pada Apri 28, 1869 di Pamekasan dan ia meninggal pada Mei 20, 1870, 1 tahun.
3.   Yohanes Sleebos Gerardus lahir pada tanggal 4 juni1871 di Pamekasan [Sumber: Keluarga Search.org] dan overleed17 januari1872 di Pamekasan, 7 bulan tua [sumber: Keluarga Search.org].
4.   Emilia Sleebos Antoinette, lahir Desember 29, 1872 di Pamakasan meninggal pada Mei 29, 1873, 5 bulan tua.
5.   Reinier Sleebos Johan, lahir di Pamekasan 3 September 1874 (di Madura) [Sumber: Keluarga Search.org]. John meninggal June 29, 1931 di Surabaya, 56 tahun [sumber: The Indian Navorscher, Volume 8 (1995)].
      Aplikasi oleh John Reinier Sleebos:
      1903 Penerima masuk dan keluar tugas dan cukai [Sumber: Ned Address Book. Indie 1903]
      1930 Penciptaan pzichter Garam di Pamekasan (Madura) [Sumber: Ned Address Book. Indie 1930]
      Johan menikah, 22 tahun, jam 7 di Pamekasan April 1897 (Madura) [Sumber: The Indian Navorscher, Volume 8 (1995 / Familysearch.org] dengan Francina Carolina Ouwens, 21 tahun. Francina lahir di Yogyakarta pada tanggal 28 Agustus1875 [sumber : Navorscher India, Volume 8 (1995)], putri Sophia Hermanus Adrianus Maria Mathilda Ouwens dan Israel. Francina meninggal 26 Pebruari1938 di Surabaya, 62 tahun [sumber: The Indian Navorscher, Volume 8 (1995)].
6.   Sleebos William Edward, lahir di Probolinggo 15 Agustus 1875 [Sumber: Keluarga Search.org]. William meninggal September 19, 1875, 1 bulan [sumber: Keluarga Search.org].
7.   Sleebos Johanna Maria, lahir 04 september1876 di Pamekasan.
8. Hendrik Johan Sleebos, lahir Juli 29, 1878 di Probolingo [Sumber: Familysearch.org]. John Henry Alexander Sleebos meninggal Maret 12, 1882 di Pamekasan, 39 tahun [sumber: File Sleebos (Sifa)]”.
d.   Sekilas Sejarah Tembakau Madura
Tanaman tembakau Madura bagian tidak terpisahkan dari masyarakat Madura, telah menyatu dalam kehidupan masyarakat Madura.
Tembakau Madura menjadi tumpuan hidup orang-orang Madura. Jika kemudian tembakau di kalangan masyarakat Madura sebagai daun emas.
Sejak dahulu kala masyarakat Madura menjadikan tembakau sebagai tanaman primadona.

Di dalam buku Madura Dalam Empat Zaman” : Perdagangan, Perkembangan Ekonomi, dan Islam” (1989 : 45), Huub de Jonge menulis bahwa timbulnya dan penyebarluasan penanaman tembakau secara komersial ditentukan oleh perkembangan agraris di pualu Jawa. sistem tanam paksa maupun pertanian, perkebunan beberapa tahun kemudian, secara tidak langsung mempunyai arti penting rakyat Madura. Tulisan Huub de Jonge membuktikan tentang proses tata niaga di Madura, sebenarnya tradisi impor. Walaupun, kini tembakau telah menjadi bagian dari masyarakat Madura.
Kini tembakau madura diincar pengusaha industri rokok, karena kualitas tembakau dan aroma serta rasa yang khas.
Karena tembakau dilahirkan dari rahim tanah Madura, membuktikan sebagai salah satu tembakau yang sangat bernilai dan menjadi rebutan pabrik dan pengusaha rokok di tanah Jawa.
Pemerintah Belanda pada waktu itu benar-benar menjadi alasan betapa penanaman tembakau di Madura menghadapi rintangan. Stigma klasik tanah Madura yang tidak produktif menjadi catatan bagi pemerintahan ketika itu untuk mempertimbangkan penanaman tembakau di bumi Madura.
Menurut Huube de Jonge (hlm. 148), di Madura, tahun 1830 diadakan percobaan tanam tembakau. Residen Surabaya segera memberitahukan kepada Gubernur Jenderal, Madura sama sekali tidak cocok untuk tanaman tembakau. Ekspremen dengan tanaman lain, pada waktu itu Madura selamat dari tanam paksa yang dilakukan oleh pemerintah Kolonial.
Huube (hlm. 149), Masyarakat Madura mengenal penanaman tembakau dengan cara lain. Banyak orang Madura memperoleh pekerjaan budidaya tembakau gubernemen di Jawa.

IV.    PROFIL PARIWISATA PAMEKASAN
a.   Daya Tarik Wisata Alam
·    Pantai Talang Siring 10 Km kearah Timur dari Kota Pamekasan yang biasanya digunakan sebagai tempat rekreasi keluarga
·    Pantai Jumiang mudah dijangkau kendaraan roda dua dan 4 dengan jarak 15 Km dari pusat kota.
·    Pantai Batu Kerbuy Terletak di Kecamatan Pasean dengan luas 5 Ha dengan keindahan alam pantainya yang menarik. Nama Batu Kerbuy diambil dari sebuah batu yang berbentuk seperti kerbau yang terletak 8 Km dari pantai
·    Api tak Kunjung Padam Biasa disebut dengan Jangka, terletak di Desa Larangan Tokol Kecamatan Tlanakan yang berjarak 4 Km dari pusat kota dengan prasarana jalan yangcukup baik. Juga telah tersedia kios dan warung souvenir.

b.  Atraksi Wisata Budaya
·    Kerapan Sapi
Kerapaan sapi Madura sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat Madura yang memiliki unsur “sport, culture and art” kini termasuk 5 keunikan budaya Nusantara menjadi event pariwisata nasional, ini hanya dapat  dijumpai di tanah Madura.
Sebelum dimulai para pemilik melakukan ritual arak-arakan sapi disertai alat musik seronen alat musik khas Madura membuat acara ini semakin meriah.
Panjang lintasan : 180 sampai dengan 200 meter, ditempuh dalam waktu 14 s/d 18 detik. Kemahiran joki terkadang bambu yang diinjak sang joki melayang di udara karena kecepatan sapi sapi. Karapan Sapi di madura merupakan pergelaran yang sangat unik, sudah warisan secara turun menurun terjaga sampai sekarang.
Event ini banyak menyedot wisatawan nusantara bahkan wisatawan mancanegara menyaksikan karapan sapi ditingkat Grand Final, selain itu kerap kali diliput oleh media elektronik nasional maupun internasional. Setiap diadakan pentas kerapan sapi juga menampilkan tarian bersifat kolosal.
Kegiatan kerapan sapi merupakan pesta rakyat madura dan sekaligus juga ajang perebutan tingkat strata ekonomi pemilik sapi kerapan se-Madura, karena harga sapi kerap cukup tinggi.
Pangeran Katandur
Berasal dari Pulau Sapudi, Kabupaten Sumenep atas prakarsa Pangeran. Katandur pada akhir abad 13.
Berangkat dari ketekunan bagaimana cara bekerja mengolah tanah membajak persawahan menggunakan sapi dengan cara cepat.
Pangeran Katandur mengajak warga di desa mengadakan balapan sapi. Tanah sawah yang sudah dipanen dimanfaatkan untuk areal balapan sapi. Akhirnya tradisi balapan sapi kini terus berkembang, dijaga kelestariannya.
Hanya namanya diganti lebih populer dengan "Kerapan Sapi", Kerapan sapi Madura juga dapat diadakan untuk suguhan package tour, atraksi wisata sesuai permintaan.
·    Atraksi Budaya Sapi Sonok
Kontes pasangan sapi betina yang terdiri dari jenis ras Madura, dengan kriteria penilaian kontes : kecantikan, performance, dan kekompakan dalam berlaga. di Kabupaten Pamekasan, lokasi sapi sonok di Desa Waru Barat Kecamatan Waru ± 34 Km arah utara dari Kota Pamekasan, kondisi jalan beraspal ditempuh menggunakan semua jenis kendaraan.

f.    Struktur Arsitektur Seni Budaya Madura
Potret bagian bangunan rumah tradisional rakyat pesisir Madura pada umumnya sangat sederhana berbentuk limas di puncak genting dihias ekor naga, adalah pengaruh budaya peninggalan cina.           
Seni rupa cina sangat dominan terhadap perkembangan seni arsitektur rumah tradisional dengan ditandai ukiran, warna khas bagian dari budaya cina.
Rumah rakyat Madura juga seperti rumah-rumah jawa yang berbentuk joglo, empat tiang utama penyanggah, di dalam terdapat kamar yang biasanya dipergunakan untuk kaum wanita dan anak-anak, biasa rumah dan surau dibangun dalam satu komplek.
Kelengkapan rumah adalah bangunan surau, masyarakat Madura dikenal taat beribadah sehingga selain tempat sholat juga digunakan untuk menerima tamu khususnya tamu pria, selain itu berfungsi sebagai tempat tidur pria dan anak laki-laki.
Jika diperhatikan bahwa rumah adat Madura memiliki ruang dan jendela dan berpintu besar sehingga mungkinkan terjadi sirkulasi udara dalam ruang cukup segar dan sejuk.
Arsitektur rumah adat rakyat Madura turut mempengaruhi rumah-rumah adat warga Madura di Jawa hal ini tentunya tidak terlepas dari masyarakat Madura yang menetap di tanah Jawa seperti di Situbondo, Bondowoso, dan lain-lain atau lebih dikenal masyarakat “pendalungan”.


V.     PROFIL DESA WISATA
         a.   Desa Wisata Larangan Tokol, Kecamatan  Tlanakan
1.  Kondisi Umum
Geografis Kecamatan Tlanakan Kabupaten Pamekasan berada pada koordinat 113019’ – 113058 Bujur Timur dan 6051’ – 7031’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah : 48,10 Km2, Berada pada 22 m dpl, kelembaban udara rata-rata 80 %, temperatur maksimum 300  dan minimum 280 C
2.   Batas Wilayah
a.    Sebelah utara     : Kecamatan Pamekasan, Proppo
b.    Sebelah selatan    :           Selat Madura
c.    Sebelah barat     : Kabupaten Sampang
d.    Sebelah timur     : Kecamatan Pademawu.
3.    Keadaan Umum
·    Penduduk :
   Kecamatan Tlanakan merupakan desa berklasifikasi desa swasembada dengan luas wilayah 49,18 Km2, dan berjumlah penduduk : 50.691 jiwa, Laki-laki : 24.515 jiwa, sedangkan perempuan : 26.176 jiwa, hasil sensus penduduk tahun 2003.
    Data penduduk tahun 2007 sumber BPS Pamekasan :
    Desa Larangan Tokol luas desa : 4,55 Km2 dengan jumlah penduduk : 8.177 jiwa, Laki-laki : 4.034 jiwa, perempuan 4.143 jiwa. 

·    Organisasi Desa Badan Perwakilan Desa
    Sarana dan Prasana Pendidikan
Tingkat Sekolah dasar : 25 unit
    Tingkat Madrasah          :  5   unit              
4.   Pelayanan Kesehatan di Kecamatan Tlanakan
Puskesmas                        :   2     unit
Puskesmas Pembantu    :   3     unit
Posyandu                           :   67 unit
Polindes                             :   16 unit
Apotek                                 :   1     unit
Tenaga Medis
Dokter Gigi                               : 1       orang
Bidan                                        : 18     orang
Perawat                                    : 29     orang
Dukun Bayi sertifikat lulus    : 31     orang
b.    Desa Wisata Klampar Kecamatan Proppo
1.  Kondisi Umum
Kecamatan Proppo memiliki luas wilayah yang sebagian wilayah berada pada ketinggian 0-100 m.  sebanyak : 6.671 Ha dan pada ketinggian 101-500 m sebanyak 478 Ha. Jumlah penduduk di Kecamatan Proppo menunjukkan angka sebanyak 72.705 jiwa. (data tahun 2006)
Sistem pengairan lahan sawah terbagi menjadi pengairan teknis, non teknis (setengah teknis), sederhana, sawah irigasi air tanah, sawah pedesaan dan sawah tadah hujan. Untuk kawasan pemukiman, tegalan, hutan dan tambak. Kawasan tambak terdiri dari tambak garam, udang dan bandeng.
Dibawah ini data penggunaan tanah yang didapat dari sumber Kabupaten Pamekasan dalam angka 2006 (Ha) adalah :
·         Sawah Irigrasi                          :         51,9 Ha
·         Sawah Semi Irigrasi                 :        14,8 Ha
·         Sawah Tadah Hujan                :   2.805,5 Ha
·         Tegalan                                    : 3.572,8     Ha
·         Tanah Tandus/Rusak               :      51,9 Ha
·         Permukiman/Perkampungan   :                  603,0        Ha
2.   Penduduk
·         Jumlah penduduk                     : 72.705   jiwa
·         Laki-laki                                       : 35.934   jiwa
·         Perempuan                                 : 36.771   jiwa
3.   Pelayanan Kesehatan
·         Puskesmas                                 :    7          unit
·         Posyandu                                    :  56          unit
4.   Sarana dan Prasarana Pendidikan
·         Taman Kanak                             : 11           unit
·         Sekolah Dasar                           :  52           unit
·         SMP                                             :    4           unit
·         Pondok Pesantren                    : 17           unit
·         Madrasah                                    : 44           unit
·         Pendidikan Agama                   : 14           unit.
c.    Desa Wisata Tanjung Kecamatan Pademawu
1.  Kondisi Umum
Kecamatan Pademawu ini memiliki luas wilayah yang berada pada ketinggian di bawah 100 m dpl sebanyak 7.189 Ha. jumlah penduduk di Kecamatan Pademawu : 70.655 jiwa.
Sistem pengairan lahan sawah terbagi menjadi pengairan teknis, non teknis (setengah teknis), sederhana, sawah irigasi air tanah, sawah pedesaan dan sawah tadah hujan. Sementara itu lahan bukan sawah dipergunakan untuk kawasan pemukiman, tegalan, hutan dan tambak. Kawasan tambak terdiri dari tambak garam, udang dan bandeng.
Data penggunaan tanah yang didapat dari sumber Kabupaten Pamekasan dalam angka 2006 (Ha) adalah :
·         Sawah Semi Irigrasi                  : 2.007,4     Ha
·         Sawah Tadah Hujan                : 1.069,1      Ha
·         Tegalan                                    : 1.398,7         Ha
·         Hutan Sejenis                           :   257,3        Ha
·         Tambak Garam                        : 1.081,5        Ha
·         Tanah Tandus/Rusak               :   515,0      Ha
·         Permukiman/Perkampungan    :   778,82  Ha
·    Penduduk
Jumlah penduduk   : 70.655 jiwa
Laki-laki                     : 34.478 jiwa
Perempuan               : 36.177 jiwa
·   Sarana dan Prasarana Pendidikan
Taman Kanak           :   4   unit
Sekolah Dasar         :  37  unit
SMP                           :   3   unit
Madrasah                  :   3   unit
Pendidikan Agama          :   1   unit
·    Pelayanan Kesehatan
Puskesmas               : -
Posyandu                  : 83 unit
BKIA                           : 24 unit

Sumber dari : BPS Kabupaten Pamekasan


VI.    SEKTOR PENDUKUNG Desa Wisata
         Berkaitan dengan pembentukan desa wisata Jawa Timur dan dikaitkan dengan program Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal menginginkan pemberdayaan masyarakat perdesaan ditingkatkan dan sebagai upaya peningkatan perekonomian, kesejahteraan masyarakat perdesaan dan peningkatan kelompok usaha kecil dan menengah di Kabupaten Pamekasan.
         Sektor – sektor pendukung menjadi andalan desa wisata di Kecamatan, Tlanakan, Proppo dan Pademawu adalah sebagai berikut :

a.   Pertanian
TANAMAN
LUAS LAHAN
(Ha)
PRODUKSI
(Kw/Ha)
JUMLAH PRODUKSI  (Kw)
Padi
1.338
48
6.422,4
Jagung
1.308
23
3.008,4
Ubi Kayu
225
111
2.497,5
Ubi Jalar
38
76
288,8
Kacang Tanah
51
14,2
71,4
Kacang Hijau
98
14,4
141,12
b.    Usaha Industri Makanan
Jumlah perusahaan yang beroperasi di Kecamatan Tlanakan 289 dengan menyerap tenaga kerja 546 orang, dan investasi yang ditanamkan dalam usaha-usaha
komoditi
Perusahaan

Tenaga kerja
Investasi
(dalam Ribu)
Petis
59
135
4.200
Garam
12
262
117.555
Tahu/Tempe
3
8
8.000
Krupuk
215
141
6.720
Kacang Tanah
51
14,2
71,4

1 komentar:

  1. If you're trying to lose weight then you absolutely need to get on this brand new personalized keto diet.

    To create this keto diet, licensed nutritionists, fitness couches, and top chefs united to develop keto meal plans that are effective, decent, money-efficient, and enjoyable.

    Since their grand opening in January 2019, 100's of individuals have already completely transformed their body and health with the benefits a proper keto diet can provide.

    Speaking of benefits; clicking this link, you'll discover eight scientifically-certified ones provided by the keto diet.

    BalasHapus